1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
Rabu, 29 Januari 2014
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL
Tahap Perkembangan Psikososial
Delapan
tahap/fase perkembangan kepribadian memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah
di satu pihak bersifat biologis. Adapun tingkatan dalam delapan tahap
perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia adalah sebagai berikut:
1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
a.
Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan.
b. dari lahir sampai usia satu tahun
dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
c.
bayi sangat tergantung dari
pengasuhan.
d. Jika anak berhasil membangun
kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu)
a.
Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3
tahun
b. masa awal kanak-kanak dan berfokus
pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
c.
latihan penggunaan toilet adalah
bagian yang penting.
d. Kejadian-kejadian penting lain
meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan
yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
e.
Anak yang berhasil melewati tingkat
ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan
merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
3. Initiative vs Guilt ( inisiatif
dan rasa bersalah)
a.
Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.
b. masa usia prasekolah mulai
menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan
interaksi sosial lainnya.
c.
Anak yang berhasil dalam tahap ini
merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa
tanggung jawab dan prakarsa.
d. Mereka yang gagal mencapai tahap ini
akan merasakan perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif.
e.
Rasa bersalah dapat digantikan
dengan cepat oleh rasa berhasil.
4. Industry vs inferiority (tekun vs
rasa rendah diri)
a.
Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
b. Melalui interaksi sosial, anak mulai
mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.
c.
Anak yang didukung dan diarahkan
oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan
ketrampilan yang dimilikinya.
d. Anak yang menerima sedikit atau
tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa
ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
e.
Prakarsa yang dicapai sebelumnya
memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman baru.
f.
Ketika beralih ke masa pertengahan
dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan
pengetahuan dan keterampilan intelektual.
g. Permasalahan yang dapat timbul pada
tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, perasaan tidak
berkompeten dan tidak produktif.
h. Guru memiliki tanggung jawab khusus
bagi perkembangan ketekunan anak-anak.
5.
Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
a.
Terjadi pada masa remaja, yakni usia
10 s/d 20 tahun
b. Selama remaja ia mengekplorasi
kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.
c.
Anak dihadapkan dengan penemuan siapa,
bagaimana, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya.
d. Anak dihadapkan memiliki banyak
peran baru dan status sebagai orang dewasa, pekerjaan dan romantisme.
e.
Jika remaja menjajaki peran dg cara
yang sehat dan positif maka identitas positif akan dicapai.
f.
Jika suatu identitas remaja ditolak
oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika
jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas
merajalela.
g. bagi mereka yang menerima dukungan
memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control
dirinya akan muncul dalam tahap ini.
h. Bagi mereka yang tidak yakin
terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan
bingung terhadap diri dan masa depannya.
6. Intimacy vs isolation (keintiman
vs keterkucilan)
a.
Terjadi selama masa dewasa awal
(20an s/d 30an tahun)
b. Tahap ini penting, yaitu tahap
seseorang membangun hubungan yang dekat & siap berkomitmen dg orang lain.
c.
Mereka yang berhasil di tahap ini,
akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
d. Identitas personal yang kuat penting
untuk mengembangkan hubungan yang intim.
e.
Jika mengalami kegagalan, maka akan
muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
7. Generativity vs Stagnation
(Bangkit vs Stagnan)
a.
Terjadi selama masa pertengahan
dewasa
b. Selama masa ini, mereka melanjutkan
membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga.
c.
Mereka yang berhasil dalam tahap
ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap dunia .
d. Mereka yang gagal melalui tahap ini,
akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
8. Integrity vs depair (integritas
vs putus asa)
a.
Terjadi selama masa akhir dewasa.
b. cenderung melakukan cerminan diri
terhadap masa lalu.
c.
Mereka yang tidak berhasil pada fase
ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.
d. Individu akan merasa kepahitan hidup
dan putus asa.
e.
Mereka yang berhasil melewati tahap
ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah
dialami.
f.
Individu ini akan mencapai
kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
B. Konsep
Dasar Psikososial
Dalam
kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan
manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri
diperlukan konsep diri yang sehat.
1.
Konsep diri
Konsep
diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya
dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain.
Pembentukan
konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
a.
Komponen konsep diri
1)
Citra diri
adalah sikap
seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup
presepsi dari pasangan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat
ini dan masa lalu.
2) Ideal diri
Presepsi
individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku.
Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3) Harga diri
Harga diri
adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana
perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga
dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga diri menjadi
rendah. Harga diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4) Peran diri
Peran diri
adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
5) Identitas diri
Identitas
diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian
yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan
yang utuh.
b. Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan
anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan pertumbuhan anak akan
mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia
anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan
lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat
pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan internal
Kekuatan
dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada
sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif.
Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang
kuat.
4) Pengamatan sukses dan gagal
Ada
kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula
sebaliknya.
5) Sensor
Stresor
dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan kekuatan. Jika
koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan
kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua,
keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
c.
Kriteria kepribadian yang sehat
1) Citra tubuh positif dan akurat
Kesadaran
akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan
kesehatan diri. Termasuk presepsi saat ini dan masa lalu.
2) Ideal dan realitas
Individu
mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
3) Konsep diri yang positif
Konsep
diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4) Harga diri tinggi
Seseorang
yang akan mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang
yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang ia
inginkan.
5) Kepuasan penampilan peran
Individu
yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain
secara intim dan mendapat kepuasan, dapat memercayai dan terbuka pada orang
lain serta membina hubungan interdependen.
6) Identitas jelas
individu
merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan dalam mencapai tujuan
d.
Karakteristik konsep diri rendah
1) Menghindari sentuhan atau melihat
bagian tubuh tertentu
2) Tidak mau berkaca
3) Menghindari diskusi tentang topik
dirinya
4) Menolak usaha rehabilitasi
5) Melakukan usaha sendiri dengan tidak
tepat
6) Mengingkari perubahan pada dirinya
7) Peningkatan ketergantungan pada yang
lain
8) Tanda dari keresahan seperti marah,
keputusasaan, dan menangis
9) Menolak berpartisipasi dalam
perawatan dirinya
e.
Faktor risiko gangguan konsep diri
1. Gangguan identitas diri
a)
Perubahan perkembangan.
b)
Trauma
c)
Jenis kelamin yang tidak sesuai
d)
Budaya yang tidak sesuai
2. Gangguan citra tubuh (body image)
a)
Hilangnya bagian tubuh
b)
Perubahan perkembangan
c)
Kecacatan
3. Gangguan harga diri
a)
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b)
Kegagalan perkembangan
c)
Kegagalan mencapai tujuan hidup
d)
Kegagalan dalam mengikuti aturan
normal
4. Gangguan peran
a)
Kehilangan peran
b)
Peran ganda
c)
Konflik peran
d)
Ketidakmampuan menampilkan peran
b.
Stress dan Adaptasi
Stress merupakan bagian dari
kehidupan yang mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena
perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya
respons tubuh terhadap perubahan untuk mencapai normal. Sedangkan stressor
adalah sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor
dapat berasal dari internal misalnya, perubahan hormon, sakit maupun eksternal
misalnya, temperatur dan pencemaran.
Seseorang mengalami situasi bahaya,
maka respons akan muncul. Respons yang tidak disadari pada saat tertentu
disebut respons koping. Perubahan
dari suatu keadaan dari respons akibat stressor disebut adaptasi. Adaptasi sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan
antara lingkungan internal dan eksternal. Contoh adaptasi misalnya: optimalnya
semua fungsi tubuh, pertumbuhan normal, normalnya reaksi antara fisik dan
emosi, kemampuan menolerir perubahan situasi.
a.
Fisiologi Stress dan Adaptasi
Tubuh selalu berinteraksi dan
mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti
pengaturan peredaran darah, pernapasan. Maupun lingkungan eksternal seperti
cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons normal atau tidak normal.
Keadaan diman terjadi mekanisme relatif untuk mempertahankan fungsi normal
disebut homeostatis. Homeostatis
dibagi menjadi dua yaitu homeostatis
fisiologis misalnya, respons adanya peningkatan pernapasan saat berolahraga
dan homeostatis psikologis misalnya,
perasaan mencintai dan dicintai, perasaan aman dan nyaman.
b. Respons fisiologi terhadap stress
Respons fisiologi terhadap stress
dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu local
adaptation syndrome (LAS) yaitu
respons lokal tubuh terhadap stressor misalnya kalau kita menginjak paku maka
secara refleks kaki akan diangkat atau misalnya ada proses peradangan maka
reaksi lokalnya dengan menambahkan sel darah putih pada lokasi peradangan dan general adaptation syndrome (GAS) yaitu
reaksi menyeluruh terhadap stressor yang ada.
Dalam
proses GAS terdapat tiga fase:
1) pertama,
reaksi peringatan ditandai oleh peningkatan aktifitas neuroendokrin yang
berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernapasan, metabolisme, glukosa dan
dilatasi pupil.
2) kedua,
fase resisten dimana fungsi kembali normal, adanya LAS, adanya koping dan
mekanisme pertahan.
3) ketiga,
fase kelelahan ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan tekanan
darah, panik, krisis.
Dapat berupa depresi, marah, dan
kecemasan. Kecemasan adalah respons
emosional terhadap penilaian, misalnya cemas mengikuti ujian karena khawatir
nilainya buruk. Ada empat tingkatan kecemasan, yaitu :
1)
Cemas ringan
Cemas
ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari–hari.
Pada tingkat ini lahan persepsi melebar
dan individu akan berhati–hati dan waspada. Respons cemas ringan seperti
sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi
pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan
tenang dan tremor halus pada tangan.
2) Cemas sedang
Pada
tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Respons cemas sedang
seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu
diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
3) Cemas berat
Pada
cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Respons kecemasan berat seperti napas
pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dab sakit kepala,
penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah, blocking,
verbalisasi cepat dan perasaan ancaman meningkat.
4) Panik
Pada
tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa–apa walaupun
telah diberi pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak
dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak–teriak, blocking, kehilangan kendali dan
persepsi kacau.
a.
Faktor – faktor yang Dapat Menimbulkan Stres
a) Lingkungan yang asing
b) Kehilangan kemandirian sehingga
mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain
c) Berpisah dengan pasangan dan
keluarga
d) Masalah biaya
e) Kurang informasi
f) Ancaman akan penyakit yang lebih
parah
g) Masalah pengobatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan beri saran dan komentar yang positif dan yang bersifat membangun guna membuat blog ini mnjadi lebih baik lagi dan bisa bermanfaat bagi yang sudah membaca.
NO PORN