Ads 468x60px

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 29 Januari 2014

KEBUTUHAN SPIRITUAL


A.   Kebutuhan Spritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1989). Maka dapat disimpulkan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Adapun adaptasi spiritual adalah proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya (Asmadi, 2008: 258).
Kebutuhan spiritual
Individu sebagai makhluk spiritual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk ciptaan lainnya.
  2. Memiliki rohani/jiwa yang sempurna (akal, pikiran, perasaan dan kemauan).
  3. Individu diciptakan sebagai khalifah (penguasa dan pengatur kehidupan) dimuka bumi.
  4. Terdiri atas unsur bio-psiko-sosial yang utuh (Ali H.Z, 2002: 43).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual antara lain :
  • Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memeliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.
  • Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ras/suku. Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
  • Agama yang dianut. Keyakina pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
  • Kegiatan keagamaan.Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya (Asmadi, 2008: 254-257).

1.      Spiritual

Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang (McEwan, 2005).
Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Achir Yani, 2000).
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004 cit  Potter Perry, 2009)
Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:
a.       Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui
b.      Menemukan arti dan tujuan hidup
c.       Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.
2.      Kepercayaan (faith)
Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap sesuatu atau seseorang (Achir Yani, 2000)
3.      Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani, 2000)

2.      Karakteristik

1.      Hubungan dengan diri sendiri
Kekuatan dalam dan self relience
a.       Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)
b.      Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan, ketenangan pikiran, harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)
2.      Hubungan dengan alam
Harmoni
a.       Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa
b.      Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan melindungi alam
3.      Hubungan dengan orang lain
Harmoni/ Suportif
a.       Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik
b.      Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit
c.       Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)
Tidak harmonis
a.       Konflik dengan orang lain
b.      Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi
4.      Hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau tidak agamis
a.       Sembahyang/ berdoa/ meditasi
b.      Perlengkapan keagamaan
a.       Bersatu dengan alam

3.      Perkembangan spiritual

1.      Bayi dan todler (1-3 tahun)
Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya dengan yang mengasuh dan sejalan dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal kehidupan mengenal dunia melalui hubungan dengan lingkungan kususnya orangtua. Bayi dan todler belum memiliki rasa bersalah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai meniru kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan tersebut dan ikut ketempat ibadah yang mempengaruhi citra diri mereka.
2.      Prasekolah
Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang mereka lihat bukan pada apa yang diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang terjadi berbeda dengan apa yang diajarkan.
3.      Usia sekolah
Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik akan diberi hadiah. Pada mas pubertas , anak akan sering kecewa karena mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja.
Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan  atau melepaskan agama yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang tua. Remaja dengan orang tua berbeda agama akan memutuska memilih pilihan agama yang dianutnya atau tidak memilih satupun dari agama orangtuanya.
4.      Dewasa
Kelompok dewasa muda yang dihadapkan pada pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu kecil dan masukan tersebut dipakai untuk mendidik anakya.
5.      Usia pertengahan
Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh generasi muda.



4.      Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.

1.      Spiritualitas
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:
Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.
a.       Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.
b.       Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar yang lebih besar dari individu.
c.       Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter & Perry, 2009)
d.      Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama.
e.       Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).
f.       Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza, 2005
g.      Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif  yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).
h.      Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang  ajal (Potter & Perry, 2009).
Ada individu yang  tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup mereka.
2.      Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993 ):
a.       Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar
b.      Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan
c.       Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian
3.      Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being)  (Gray,2006; Smith, 2006):
a.       Dimensi vertikal
Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi
b.      Dimensi horisontal
Hubungan positif individu dengan orang lain

5.      Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

1.      Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:

a.       menuntun kebiasaan sehari-hari
praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan diet makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
b.      sumber dukungan
pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.  sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan  sakitnya khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.
c.       sumber konflik
Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan. Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan

2.      kepercayaan agama tentang kesehatan
Agama/ Budaya
Kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan
Respon terhadap penyakit
Penerapan pada kesehatan dan perawatan
Hindu
Menerima ilmu medis terkini
Dosa masa lalu menyebabkan penyakit
Waktu untuk doa, jimat, ritual, simbol
Shikhism
Menerima ilmu medis terkini
Wanita diperiksa wanita
Melepaskan pakaian dalam merupakan tekanan
Waktu untuk doa, jimat, ritual, simbol
Buddha
Menerima ilmu medis terkini
Menolak pengobatan pada hari suci
Roh non manusia yang menyerang manusia menyebabkan penyakit

Islam
Harus dapat mempraktikkan 5 hukum islam
Terkadang memiliki pandangan kesehatan yang salah
Menggunakan kepercayaan penyembuhan
Tidak melakukan eutanasia
Kesehatan dan spiritual saling berhubungan
Tidak mempertimbangkan transplantasi organ
Yahudi
Mempercayai kesucian hidup
Ibadah hari sabath, menolak pengobatan hari sabath
Eutanasiaa dilarang
Percaya penting hidup sehat
Kristiani
Menerima ilmu medis terkini
Menggunakan doa, kuas penyembuhan
Mendukung donor organ





6.      Manifestasi perubahan fungsi spiritual

1.      Verbalisasi disstress
Individu yang mengalami gangguan  fungsi spiritual, biasanya  akan meverbalisasikan yang dialaminya untuk mendalatkan bantuan.
2.      Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual..  Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Untuk jelasnya berikut terdapat tabel ekspresi kebutuhan spiritual.

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF
Kebutuhan
Tanda pola atau prilaku adaptif
Tanda pola atau prilaku maladaptif
Rasa percaya
Rasa percaya terhadap diri sendiri dan kesabaran
Menerima bahwa yang lain akan mampu memenuhi kebutuhan
Rasa percaya terhadap kehidupan walaupun terasa berat
Keterbukaan terhadap Tuhan
Merasa tidak nyaman dengan kesadaran diri
Mudah tertipu
Ketidakmampuan untuk terbuka dengan orang lain
Merasa bahwa hanya orang tertentu dan tempat tertentu yang aman
Mengharapkan orang tidak berbuat baik dan tidak tergantung
Ingin kebutuhan dipenuhi segera tidak dapat menunggu
Tidak terbuka kepada Tuhan
Takut terhadap maksud Tuhan
Kemampuan memberi maaf
Menerima diri sendiri dan orang lain dapat berbuat salah
Tidak mendakwa atau berprasangka buruk
Memandang penyakit sebagai sesuatu yang nyata
Memaafkan diri sendiri
Memaafkah orang lain
Menerima pengampunan Tuhan.
Pandangan yang realistik terhadap masa lalu
Merasa penyakit sebagai suatu hukuman
Merasa Tuhan sebagai penghukum
Merasa maaf hanya diberikan berdasar prilaku
Tidak menerima diri sendiri
Menyalahkan diri sendari atau orang lain.






TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF
Kebutuhan
Tanda pola atau prilaku adaptif
Tanda pola atau prilaku maladaptive
Mencintai dan ketertarikan
Mengekspresikan perasaan dicintai oleh orang lain atau Tuhan
Mampu menerima bantuan
Menerima diri sendiri
Mencari kebaikan dari orang lain
Takut akan tergantung dengan orang lain
Menolak bekerja sama dengan tenaga kesehatan
Cemas berpisah dengan keluarga
Menolak diri sendiri serta angkuh dan mementingkan diri sendiri
Tidak mampu untuk mempercayai diri sendiri dicintai oleh Tuhan, tidak punya hubungan rasa cinta dengan Tuhan
Merasa tergantung dan hubungan bersifat magik dengan Tuhan. Merasa jauh dengan Tuhan.
Keyakinan
Ketergantungan dengan anugerah Tuhan
Termotifasi untuk tumbuh
Mengekspresikan kepuasan dengan menjelaskan kehidupan setelah kematian
Mengekspresikan kebutuhan untuk memasuki kehidupan dan ataui memahami kehidupan manusia dengan wawasanyang lebih luas
Mengekspresikan kebutuhan ritual
Mengekspresikan kehidupan untuk merasa berbagi keyakinan
Mengekspresikan perasaan ambivalens terhadap Tuhan
Tidak percaya terhadap kekuasaan Tuhan
Takut kematian
Merasa terisolasi dari kepercayaan masyarakat sekitar
Merasa pahit, frustasi dan marah terhadap Tuhan
Nilai, keyakinan dan tujuan hidup yang tidak jelas
Konflik nilai
Tidak mempunyai komitmenm

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF
Kebutuhan
Tanda pola atau prilaku adaptif
Tanda pola atau prilaku maladaptive
Kreatifitas dan harapan
Meminta informasi tentang kondisi
Membicarakan kondisinya secara realistik
Menggunakan waktu selama dirawat inap secara konstruktif
Mencari cara untuk mengekspresikan diri
Mencari kenyamanan batin daripada fisik
Mengekspresikan harapan tentang masa depan
Terbuka terhadap kemungkinan mendapatkan kedamaian
Mengekspresikan perasaan takut kehilangan kendali diri
Mengekspresikan kebosanan diri
Tidak mempunyai visi alternatif yang memungkinkan
Takut terhadap terapi
Putus asa
Tidak dapat menolong ayau menerima diri sendiri
Tidak dapat menikmati apapun
Telah menunda pengambilan keputusan.
Arti dan tujuan
Mengekspresikan kepuasan hidup
Menjalani kehidupan sesuai dengan sistem nilai
Menggunakan penderitaan sebagai cara memahami diri
Mengekspresikan arti kehidupan/ kematian
Mengekspresikan komitmen dan orientasi hidup
Jelas tentang apa yang penting
Mengekspresikan tidak ada alasan bertahan hidup
Tidak dapat menerima arti penderitaan yang dialami
Mempertanyakan arti kehidupan
Mempertanyakan tujuan penyakit
Tidak dapat merumuskan tujuan dan tidak mencapai tujuan
Telah menunda pegambilan keputusan yang penting.



7.      Intervensi dalam kesehatan spiritual

Tehnik dalam kesehatan spiritual  adalah dengan tehnik meditasi
Tehnik Meditasi:
Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan  relaksasi dan trandensi diri setelah meditasi
Strategi pengajaran:
1.         Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi
2.         Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam  rumah yang tenang dan mempunyai gangguan minimal
3.         Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu meditasi
4.         Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan punggung lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar
5.         Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari
6.         Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan
Evaluasi:
Ijinkan klien menggambarkan perasaan setelah melakukan meditasi.

      ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL

1.      Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif
Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu yang berbeda pula (Mcsherry dan ross, 2002)
Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah
1.      Alifiasi nilai
a.       Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak
b.      Jenis partisipasi dalam kegiatan agama
2.      Keyakinan agama dan spiritual
a.       Praktik kesehatan : diet,  mencari dan menerima ritual atau upacara agama
b.      Strategi koping
Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:
a.       Tujusn dan arti hidup
b.      Tujuan dan arti kematian
c.       Kesehatan dan arti pemeliharaan
d.      Hubungan dengan  Tuhan, diri sendiri dan orang lain

2.      Diagnosa

1.      Distress spiritual
2.      Koping inefektif
3.      Ansietas
4.      Disfungsi seksual
5.      Harga diri rendah
6.      Keputusasaan
 3.      Perencanaan

1.      Distress spiritual b.d anxietas
Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari  seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis
NOC :
a.       Menunjukkan harapan
b.      Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:
-          Berarti adlam hidup
-          Pandangan tentang spiritual
-          Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
-          Berdoa atau beribadah
-          Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
-          Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan
c.       Klien tenang
 NIC :
-          Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
-          Tentukan konsep ketuhanan klien
-          Kaji sumber-sumber harapan dan  kekuatan pasisien
-          Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
-          Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
-          Kolaborasi dengan  pastoral
2.      Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor, pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang tersedia
NOC:
-          Koping efektif
-          Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif
-          Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif
-          Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi
NIC :
-          Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya
-          Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal
-          Peningkatan koping:
ènilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri
ènilai dampak situasi kehidupan terhadap peran
èevaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
èAnjurkan klien menggunakan tehnik relakssi
èBerikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
-          Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan kesehatan

4.      Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan
 5.      Evaluasi

Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum  tujuan tercapai apabila klien ( Achir Yani, 1999)
1.      Mampu beristirahat dengan tenang
2.      Menyatakan penerimaan keputusan moral
3.      Mengekspresikan rasa damai
4.      Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
5.      Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas
6.      Menunjukkan prilaku lebih positif
7.      Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan beri saran dan komentar yang positif dan yang bersifat membangun guna membuat blog ini mnjadi lebih baik lagi dan bisa bermanfaat bagi yang sudah membaca.


NO PORN